Sabtu, 28 Desember 2013

Papatong (Capung) Dan Lingkungan Sehat

Papatong atau capung dalam bahasa Indonesia adalah hewan yang sangat familiar dimasyarakat, di masyarakat Indonesia sendiri capung memiliki mitos yang masih melekat di masyarakat yaitu  capung dapat menghilangkan kebiasaan anak kecil mengompol dengan menaruhnya di pusar anak. Dan juga Capung juga dijadikan mainan yaitu ekor capung diikat oleh tali dan anak – anak mengejar mengikuti kemana arah terbang capung.
Dua hal diatas mungkin sekarang sudah jarang ditemui dimasyarakat selain karena masyarakat sudah modern tetapi capung sendiri sudah sulit ditemukan terutama di daerah perkotaan. Sebelum kita bahas soal kelangkaan capung di perkotaan mari kita mengenal hewan capung lebih dekat

Capung

Capung atau sibar-sibar dan Capung Jarum adalah kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Kedua macam serangga ini jarang berada jauh-jauh dari air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Namanya dalam bahasa daerah adalah papatong (Sd.), kinjeng (Jw.), coblang (Jw.), kasasiur (bjn), tjapung
Capung (subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya. (sumber : Wikipedia)

Capung dan Lingkungan

capung sebenarnya sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, Capung ternyata memiliki peran penting bagi pertanian karena capung adalah predator alami hama yang mengganggu tanaman pertanian terutama padi, bahkan Capung juga dalam masa menjadi larva juga memangsa jentik-jentik nyamuk sehingga dapat mengurangi populasi nyamuk. Sebuah fakta yang sangat menarik tetapi jarang orang yang mengetahuinya terutama oleh generasi muda sekarang. Saat ini populasi dan keberagaman Capung banyak berkurang berbanding lurus dengan  kondisi lingkungan yang semakin lama semakin rusak, kenapa faktor lingkungan kotor berpengaruh terhadap keberadaan hewan ini karena Capung membutuhkan perairan dan lingkungan yang baik agar terus berlangsung kehidupannya. Capung adalah hewan yang mengalami metamorphosis dan capung sebelum masa dewasa berbentuk Larva, dan larva capung sendiri tidak bisa bertahan dalam air yang sudah tercemar. Nah sifat inilah yang bisa kita jadikan salah satu indikator (bioindikator)  kalau kita masih bisa bertemu banyak capung maka pertanda bahwa perairan di sekitar lingkungan itu masih bersih.
Ketika wabah demam berdarah terjadi dimasyarakat selain dari penyebab lingkungan yang kotor yaitu banyak genangan air dan sampah tempat berkembangbiak nyamuk, ada juga pengaruh dari berkurangnya atau bahkan hilangnya musuh alami nyamuk salah satunya yaitu capung. Sebagai larva capung memakan jentik – jentik nyamuk dan sebagai capung dewasa memakan nyamuk dewasa.

Dari fakta diatas jelaslah peranan penting Capung ternyata menjadi salah satu komponen penting yang penjaga ekosistem lingkungan agar tetap seimbang. Menjaga lingkungan tidak hanya dilakukan dengan hal – hal yang besar, tetapi hal kecil seperti menjaga lingkungan rumah sendiri, menjaga sumber – sumber air, dapat berpengaruh besar terhadap lingkungan yaitu terjaganya ekosistem tetap seimbang. Hal kecil dengan menjaga mahluk kecil bernama capung dapat berdampak luas terhadap lingkungan.

Tong tong papatong
Dibéré cau sapotong
Ari béak ménta deui
Teup, teup, teup
Ari eunteup jang Si Ujang.

beberapa foto yang diambil dipekarangan rumah penulis :
Capung dan lingkungan bersih




0 komentar:

Posting Komentar